Sunday, September 5, 2010

siapa yang mau jadi berlian setelah meninggal dunia ?

http://i37.tinypic.com/2mryy9z.jpg
Sebuah perusahaan bernama Algordanza, berkantor pusat di Swiss Timur,
wilayah Graubuenden, menwarakan layanan untuk mengubah abu manusia menjadi
batu berlian!

Setiap bulan perusahaan ini menerima permintaan dari berbagai negara.

Rinaldo Willy, 28 tahun, salah seorang pendiri Algordanza,
mengatakan bahwa permintaan datang dari berbagai kalangan, mulai dari
pengemudi bus
hingga professor filosofis.

Di laboratorium perusahaan, sekitar 15 mesin bekerja tanpa henti di
bawah pengawasan para karyawan yang memakai kacamata pelindung yang bekerja
di
belakang garis kuning dan garis hitam yang tidak boleh dilewati oleh
pengunjung sebagai penghormatan bagi almarhum.

"500 gr abu sudah cukup untuk membuat sebutir berlian, sementara tubuh
manusia bisa menghasilkan rata-rata 2.5 ? 3 kg abu," kata Willy.

Pertama-tama, potassium dan kalsium, yang merupakan 85% abu manusia,
dipisahkan dari karbon. Kemudian karbon akan dipanaskan dengan suhu dan
tekanan
tinggi, sekitar 1.700°C, proses yang mengompres abu menjadi grafit, yaitu
alotrop karbon.

Tekanan dan panas pada grafit akan mengubah grafit menjadi berlian ?
alotrop karbon yang terkeras. Keseluruhan proses ini memakan waktu 6-8
minggu,
jauh lebih cepat daripada waktu yang diperlukan untuk pembentukan berlian
alami yang memakan waktu ribuan tahun.

Setelah proses ini selesai, berlian yang kasar masih perlu dipotong dan
dipoles. Banyak berlian yang dipotong menjadi batu berbentuk hati yang bisa

dipakai sebagai mata kalung atau dipasangkan pada cincin.

"Tiap berlian bersifat unik ? warnanya bervariasi dari biru gelap hingga
hampir putih," kata Willy. "Warna merupakan refleksi dari kepribadian. ."

Industri "Berlian Manusia" Meledak

Willy mengakui bahwa tidak mungkin membuktikan bahwa tiap berlian dibuat
dari abu orang tertentu. "DNA bisa terbakar," jelasnya. Tetapi ada "cetakan

kimiawi" abu, yang dipasangkan pada saat abu tiba di laboratorium,
sehingga bisa dilakukan dokumentasi dan melacak produk jadi," imbuhnya.

Keseluruhan proses memakan biaya sekitar 4.500 hingga 17.000 franc Swiss
(setara dengan 40 juta hingga 150 juta rupiah), tergantung pada berat batu
yang dihasilkan (dari 0.25 hingga 1 karat), dan harga tersebut belum
meliputi biaya pemolesan batu berlian.

Algordanza, yang berarti "kenangan" dalam bahasa Roma, salah satu
bahasa resmi di Swiss, mengatakan bahwa harga tersebut reasonable.
"Pemakaman
sangat mahal: di Jerman sekitar 12.000 euro," kata Willy..

Industri "berlian manusia" ini melonjak, perusahaan serupa di Rusia,
Spanyol, Ukraina, dan Amerika Serikat juga mengalami booming. Sejak
didirikan
pada tahun 2004, Algordanza telah berkespansi ke 20 negara, termasuk 6
negara di luar Eropa, dan memperkerjakan karyawan sebesar 100 orang.

Willy mengatakan bahwa proses ini sangat popular di Jepang, yang
menerima permintaan 2-4 guci abu setiap hari, dan perusahaan ini berencana
memperluas pasar ke Cina dan India.

Meskipun kebanyakan permintaan "batu kehidupan" berasal dari
keluarga setelah ditinggalkan almarhum, Willy mengatakan bahwa orang-orang
mulai
meminta layanan perusahaan untuk diri sendiri sebelum meninggal dunia.
Konsumen juga bisa membayar di muka, atau mencicil selama mereka masih
hidup,
untuk memnuhi keinginan mereka menjadi berlian
selamanya?..

No comments:

Post a Comment